Senin, 08 Desember 2008

Persimpangan Niscaya

Persimpangan itu pasti ada, karena awal dari perubahan, maka ia niscaya. Tak bisa kita berdiri lama disana. Tak bisa, karena kita harus terus bergerak, karena diam itu mematikan. Dan kita pun terus berjalan.

Persimpangan itu niscaya. Karena itulah jalan yang benar menuju perbaikan. Karena jika tidak, kita akan terus menerus dihantui kemunafikan.

Persimpangan itu kini terlihat di depan mata. Bola panas pun bergulir di tangan kita. Kita harus mengopernya, jika tidak kita akan hangus dimakan bara.

Kemanakah kita akan pergi?
Kemanakah akan kita gulirkan bola ini?

Tangerang, 8 Desember 2008
22:49 WIB
Share: