Persimpangan itu pasti ada, karena awal dari perubahan, maka ia niscaya. Tak bisa kita berdiri lama disana. Tak bisa, karena kita harus terus bergerak, karena diam itu mematikan. Dan kita pun terus berjalan.
Persimpangan itu niscaya. Karena itulah jalan yang benar menuju perbaikan. Karena jika tidak, kita akan terus menerus dihantui kemunafikan.
Persimpangan itu kini terlihat di depan mata. Bola panas pun bergulir di tangan kita. Kita harus mengopernya, jika tidak kita akan hangus dimakan bara.
Kemanakah kita akan pergi?
Kemanakah akan kita gulirkan bola ini?
Tangerang, 8 Desember 2008
22:49 WIB
Ke mana akan bergulir si bola bakso? Ke dalam mulut, dong.
BalasHapus*cekikik cekikik*
Makasih ya, udah ngingetin via tulisan kamu, Iman..
Semoga kita semua senantiasa ditunjuki jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Dia telah anugerahkan nikmat pada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Amin.
Ke mana akan bergulir si bola bakso? Ke dalam mulut, dong.
BalasHapus*cekikik cekikik*
Makasih ya, udah ngingetin via tulisan kamu, Iman..
Semoga kita semua senantiasa ditunjuki jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Dia telah anugerahkan nikmat pada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Amin.
@dian:
BalasHapusSama-sama di..
*jadi laper pengen makan bakso gedhem*
KE GAWAAAAAAANG!!!!
BalasHapuseh....kalo Bola Bakso, ke mulut aye aje bang!!
Ah, kata "bakso" selalu merangsang pusat rasa lapar di otak kamu kah, Iman?
BalasHapusAku setuju sekali bahwa diam di persimpangan mematikan. Bukan karena perkara jadi gampang ditabrak kendaraan yang mau lewat..
Aku pernah ngalami itu, dan rasanya benar-benar seperti hidup tanpa makna, hampa. Serem. Dan aku kapok.
*lalu sedih lagi mengenang masa lalu*
@inka:
BalasHapusNih terima operan gw..
*menendang bola bakso gedhem*
@dian:
Makanya selalu sedia peta seperti dora..
*karena peta petunjuk jalan semesta*
*teringat QS.2:2*
*terharu sendiri*
*langsung buka peta*
BalasHapusAh ya, makasih lagi, Iman. Semoga diberi pengganti yang lebih baik dan banyak dari-Nya. Amin.
@dian:
BalasHapusPengganti? Lebih baik dan lebih banyak?
*membayangkan bakso yang lebih gede dari bakso gedhem..dan bukan cuma satu*
*perut berbunyi, air liur menetes*
Jangan terlalu memaksakan diri, Iman..
BalasHapusNgga jelas bo..
*geleng-geleng kepala*
*lalu ngeloyor pergi*
Ketika persimpangan itu niscaya, seharusnya bukan kebingungan yang melanda batin. Karena tujuan sudah ditetapkan saat memulai perjalanan. Hingga yang perlu dilakukan adalah memilih jalan yang menggiring pada tempat tujuan.
BalasHapusberarti... niscaya itu persimpangan???
BalasHapus*garuk2nggakngerti
Sip. Sip. Setuju sama Kak Emma.
BalasHapusMakanya, biar ngga bingung di persimpangan, kita mesti pakai peta..
*dora mode ON*
@emma:
BalasHapusYap, you're right.
@dyas:
Niscaya itu suatu kepastian. Sifat yang melekat pada persimpangan, bukan persimpangan itu sendiri. Coba pelajari lagi filog-nya y. He2..
@dian:
Walaupun tujuan dah jelas, terkadang persimpangan yang kita hadapi tampak membingungkan. Itulah gunanya peta.
apa lg tuh filog???
BalasHapus*akhir2 ini banyak belajar istilah baru yg aneh2
ketahuan, btapa minimnya kosakata dyas
huh...
@dyas:
BalasHapusTanya ama anak psikologi angkatan atas..
emang iya ya kak?
BalasHapus*mikir*
kok kesannya jadi semua orang mulai di jalan yang salah ya..kesan yang kutangkep begitu dari kalimat ini "Karena jika tidak, kita akan terus menerus dihantui kemunafikan." kan fitrahnya manusia baik kok, diawali dengan kesucian, baru (mungkin) nemu persimpangan, itu juga ngga persimpangan amat, karena menurutku, kalo persimpangan itu, ngga ada yang lebih berat, 22nya seimbang, tapi kalo dipikir asal mulanya kita semua baik, jalan yang lebih dominan mestinya adalah yang baik (taqwa) dan jalan fujur adalah perubahan buat kita, jadi --masih menurutku-- kayanya ngga bisa disebut persimpangan juga
haah..tapi mungkin presipitasi kak iman buat tulisan ini beda dengan apa yang kupikirkan ya..
@ludi:
BalasHapusYap, kita punya konteks berbeda dalam memahami tulisan ini..
Persimpangan ada dan baik jika yang lurus bukan lurus sebenarnya. Tapi perubahan ada bukan hanya buah dari sebuah persimpangan,bisa jadi karena adanya perbaikan-perbaikan, pergerakan untuk maju pada rel yang sama. Karena hidup itu adalah proses.
BalasHapussubhanallah, saya suka kata2nya; persimpangan.
BalasHapushidup adalah tentang pilihan dan pilihan yg kita ambil menentukan siapa kita.
semoga Allah selalu membimbing.
jzk.
@hannakhaliddiyyah:
BalasHapusWaiyyaki..