"Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti." (QS. Al Hasyr: 14)
Ada yang menarik dari perang Khandak/Ahzab. Perang dimana jumlah pasukan musuh lebih banyak dari jumlah seluruh penduduk Madinah ini merupakan peperangan yang paling menggetarkan hati kaum Muslimin pada saat itu. Di atas kertas, tak mungkin mereka memenangkan perang ini. Tapi justru pertolongan Allah terkadang datang di luar perkiraan dan logika manusia.
Salah satu pertolongan Allah datang dari hambaNya, yaitu Nu'aim bin Mas'ud bin Amir Al-Asyja'y. Nua'im ra. adalah salah seorang dari bani Ghathafan, kelompok yang saat itu turut mengepung kota Madinah. Nua'im ra datang kepada Rasulullah saw. dan menceritakan bahwa dirinya telah masuk Islam. Nua'im ra meminta perintah dari Rasulullah saw. terkait dengan perang yang sedang berlangsung. Rasulullah saw. hanya memberikan perintah umum bahwa Nua'im harus memberikan pertolongan menurut kesanggupannya. "Karena peperangan adalah tipu muslihat," demikian Rasulullah saw. bersabda padanya.
Dengan berbekal instruksi ini, Nua'im ra pun mendatangi kaumnya, dan kaum-kaum yang menjadi sekutunya. Dengan berbekal kepercayaan dari mereka, Nua'im ra melaksanakan tipu muslihat untuk memecah belah mereka. Kepada bani Ghathafan, Nua'im ra. meyakinkan mereka bahwa kaum Quraisy dan bani Quraizhah tidak bisa dipercaya. Begitu juga ketika Nua'im ra mendatangi kaum Quraisy dan bani Quraizhah, ia meyakinkan mereka bahwa kaum yang lain tidak bisa dipercaya. Akhirnya, dengan tipu muslihat Nua'im ra, serta turunnya tentara Allah berupa angin topan dan cuaca ekstrim, kaum-kaum musyrikin itu memutuskan untuk pulang, meninggalkan kaum muslimin yang gembira dengan kemenangan.
Cerita ini menegaskan kepada kita kebenaran ayat Allah yang saya kutip di atas. Bahwa sesolid apapun musuh Allah, sekuat apapun perjanjian yang mereka lakukan, pada dasarnya hati mereka berpecah belah. Persatuan diantara mereka tidak didasarkan pada sesuatu yang hakiki. Persatuan diantara mereka hanya didasarkan pada kepentingan kelompok masing-masing. Karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti.
Masih jelas dalam ingatan kita bagaimana seorang Obama begitu marah dengan tindakan Israel yang melanjutkan pembangunan pemukiman Yahudi tepat ketika utusan Obama mengunjungi negara Zionis tersebut. Meski kemudian Obama menegaskan hubungan Amerika-Israel akan tetap solid, kita tahu bahwa di dalam hati mereka, sesungguhnya mereka berpecah belah.
Kita juga masih ingat tentang betapa marahnya negara-negara Eropa dan Australia yang passportnya dipalsukan oleh agen-agen Mossad yang melakukan pembunuhan terhadap petinggi Hamas di Dubai. Inggris bahkan mengusir salah seorang diplomat Israel yang juga merupakan petinggi Mossad. Pun demikian dengan negara-negara lain yang mengirimkan surat protes ke kedubes Israel. Beberapa bahkan mulai melakukan investigasi khusus terkait hal ini.
Kita tahu dan yakin bahwa walaupun ada konspirasi besar melawan Islam, para pelaku konspirasi itu bersatu hanya karena kepentingan sesaat. Ketika kepentingan itu bisa mereka dapatkan dengan cara lain, tentu mereka akan mengkhianati sekutunya. Mereka seperti kaum Ahzab dengan pasukan besar yang siap melumatkan umat Islam di Madinah. Yang kita perlukan untuk melawan mereka hanyalah sesosok Nua'im bin Mas'ud yang mampu memecah belah mereka. Andakah orangnya?
Tngerang, 26 April 2010
11:22 WIB
dan mereka akan dikalahkan oleh hawariyyin yg nahnu anshorulloh. Amiin.
BalasHapusjust share
BalasHapushttp://fsiekonomi.multiply.com/photos/album/249/we_love_you_full_hamas_hamas_yang_selalu_dizholimi_we_love_you_full_mujahidin
wah, jfs kak Iman,
BalasHapusmerasa punya banyak musuh (yang harus dikalahkan!) nih saya..
@eza:
BalasHapusSelamat berjuang deh kalo gt..
Jangan lupa sarapan kalau mau ngalahin musuh.. :D
@akh jumadi:
Amin..