Haha,lalu sang ikhwanpun menjawab... "Kaifa aniski waqod shoro ismuki manqushan fi qolbiy" ...bagaimana aku dapat melupakanmu sedangkan namamu terukir dalam hatiku... (Lebih gombal lagi:$)
waah..mbak yg atas jago bahasa arab! mantab! oiya k'iman, klo bilangnya mencintai karena, itu berarti kalo bukan karena Allah maka nggak bisa kan, berarati si akhi2nya ud cinte duluan ke Allah dong baru ke ukhti2 tsb.
apa logika saya yg ngaco? tapi sepakatlah klo ini gombal..hahahaha..
nah, makanya, saya hanya menyoroti logika kalimat ff ini terlepas dari konten pembicaraannya, maksud saya bisa kan diganti:
"sesungguhnya saya memakan kamu karena perut lapar wahai apel." "kalau begitu bisakah aku meminta tolong?" pinta si apel. "apa pun akan kulakukan demi bisa memakanmu" "tolong kau merasa lapar dulu baru kau boleh memakanku." pungkas si apel.
nah, pan emang dari sananya dia makan apel krn ud laper.
Btw, ada 2 ketidaktepatan logika yang ira lakukan. Pertama dari sisi struktur kalimat, ira melakukan penyimpulan yang terlalu cepat. Kata 'karena' memang menunjukkan sebab-akibat. Tapi tidak otomatis akibat tersebut berlaku karena sebab. Contohnya: "Aku membencimu karena Allah." Apakah berarti secara otomatis "aku" membenci Allah?
Contoh lain: "Aku memakanmu karena lapar wahai apel." Apakah setiap saya lapar berarti saya memakan apel? Tidak. Saya lebih suka mangga.
Ketidaktepatan yang kedua adalah dari segi makna. Ketika seseorang mengatakan "mencintai karena Allah," maka makna yang terbentuk secara otomatis adalah "mencintai sesuai dengan koridor yang Allah tetapkan." Jika tidak, seperti contoh ff ini, seorang ahli logika yang baik secara otomatis akan melihat kontradiksi.
bisa ga ya ikhwannya? :D
BalasHapus“Ff” itu apa kang?
BalasHapusSipsipsip
BalasHapusLalu, ikhwan itu pun pergi ke dapur. Mencari sapu utk membersihkan hatinya yg hancur berkeping2 :))
BalasHapus@katerinas:
BalasHapuskita doakan saja.. :)
@isma:
ff tuh flash fiction atau fiksi mini, cerita fiksi yang singkat banget. akhwat bogor gak gaul niy.. :D
@aishachan:
yap..
@ai:
kreatif..
kapan2 kita kolaborasi ya..
wkwkwkwkwk..
BalasHapusHaha,lalu sang ikhwanpun menjawab...
BalasHapus"Kaifa aniski waqod shoro ismuki manqushan fi qolbiy"
...bagaimana aku dapat melupakanmu sedangkan namamu terukir dalam hatiku...
(Lebih gombal lagi:$)
waah..mbak yg atas jago bahasa arab!
BalasHapusmantab!
oiya k'iman, klo bilangnya mencintai karena, itu berarti kalo bukan karena Allah maka nggak bisa kan, berarati si akhi2nya ud cinte duluan ke Allah dong baru ke ukhti2 tsb.
apa logika saya yg ngaco? tapi sepakatlah klo ini gombal..hahahaha..
hehehe....
BalasHapusjust so so....
tapi kalau emang udah siap nikah mending nikah aja daripada ngomong cinta-cintaan
nah, makanya, saya hanya menyoroti logika kalimat ff ini terlepas dari konten pembicaraannya, maksud saya bisa kan diganti:
BalasHapus"sesungguhnya saya memakan kamu karena perut lapar wahai apel."
"kalau begitu bisakah aku meminta tolong?" pinta si apel.
"apa pun akan kulakukan demi bisa memakanmu"
"tolong kau merasa lapar dulu baru kau boleh memakanku." pungkas si apel.
nah, pan emang dari sananya dia makan apel krn ud laper.
*k'iman, maaf tanpa bermaksud mengacau..*
@jaraway:
BalasHapusakhwat gak boleh ngakak mb.. :D
@vivfee:
ternyata di dunia ini ada juga akhwat super gombal..
Luar biasa..!
*lebay mode: on*
@ira:
BalasHapuswkwkwk..
ff apelnya lucu bgt. Ira bgt..
Btw, ada 2 ketidaktepatan logika yang ira lakukan. Pertama dari sisi struktur kalimat, ira melakukan penyimpulan yang terlalu cepat. Kata 'karena' memang menunjukkan sebab-akibat. Tapi tidak otomatis akibat tersebut berlaku karena sebab. Contohnya: "Aku membencimu karena Allah." Apakah berarti secara otomatis "aku" membenci Allah?
Contoh lain: "Aku memakanmu karena lapar wahai apel." Apakah setiap saya lapar berarti saya memakan apel? Tidak. Saya lebih suka mangga.
Ketidaktepatan yang kedua adalah dari segi makna. Ketika seseorang mengatakan "mencintai karena Allah," maka makna yang terbentuk secara otomatis adalah "mencintai sesuai dengan koridor yang Allah tetapkan." Jika tidak, seperti contoh ff ini, seorang ahli logika yang baik secara otomatis akan melihat kontradiksi.
Btw, filog saya A loh.. :D
ga ngakak.. tapi ngekek.. hehehehe..
BalasHapushabis loecoe ff-nya..
sukurin deh ntu ikhwan..hehe
oh..okeh..filog saya B sih kak..jadi saya percaya saja..hehehehe...
BalasHapus@jaraway:
BalasHapushe2..
@ira:
tetap kritis ya..