Setetes kerinduan yang perlahan menjadi gelombang.
Diamplifikasi oleh perasaan terpendam.
Mengelisitasiku semakin dalam.
Jangkar yang hampir musnah, kini teraktivasi kembali.
Bayanganmu muncul dengan submodaliti, yang mampu mengalahkan terangnya televisi 40 inchi.
Aku tak tahu apa atau siapa yang memicu ini.
Peta atau teritori.
Dunia atau diri.
Bagaimanapun, aku takkan menghilangkannya seperti fobia.
Takkan membunuhnya dengan swish pattern yang telah kucoba.
Tidak untuk kamu.
Seseorang yang pernah menjadi filterku.
Yang mampu membuat dunia hitam putihku menjadi abu-abu.
Tangerang, 15 Juni 2010
21:35 WIB
ikut merasakan kepedihan :(
BalasHapus@aqse:
BalasHapusbukan kepedihan bang, tapi kerinduan... :D
hadyuhh, salah yee ane ..
BalasHapusafwan
ehm.
BalasHapusada 'kamu'. hehhee..
@fars:
BalasHapusmana...?? mana...??
:D
Bayanganmu, Tidak untuk kamu.,,,,
BalasHapusahahaha,,, ka iman udah mulai gede... :D
@fars:
BalasHapuslebih tepatnya, dewasa.. :D
se.mo.ga ;)
BalasHapusharuslah kak, kalau mengingat usia.ups!
mohon doanya fars.
BalasHapusdoa orang teraniaya biasanya terkabul.. :D
T_T
BalasHapusmakasih kak atas penguatannya
*apaan seh??
@ali:
BalasHapus^__^
bagus puisinya...
BalasHapus@mr:
BalasHapusmr ngerti tentang nlp?
ga nngerti:D
BalasHapusmmg apa?
Gak perlu dimengerti kalau begitu...
BalasHapusNikmati aja...
:D
:P
BalasHapus