Kamis, 03 Juni 2010

"Teori evolusi yg digagas Darwin ternyata sangat dipengaruhi oleh bias budaya. Contohnya teori tentang manusia berasal dari kera. Dalam konteks budaya Darwin, mungkin teori ini benar. Kita tahu bahwa sampai sekarangpun bangsa Darwin, yaitu Yahudi, masih memiliki sifat2 kera. Tetapi kalian yang berasal dari budaya lain, setujukah jika saya katakan bahwa kalian berasal dari kera?" Seorang dosen antropologi berceramah.

Share:

9 komentar:

  1. Sampe hatrick
    niat bgt ini psti ngepost nya

    BalasHapus
  2. @ira:
    eror, td posting via hape..
    Tapi emang niat sih..

    BalasHapus
  3. Hmm.. Susah neh kalo ngomong sama tmn2 sy yg biolog. Dosen2nya juga. Meski mreka ga mau jg disebut keturunan kera at masuk kelompok hewan. Tp ada hal2 yg mudah dijelaskan dgn teori evol itu. *ini makul wajib d bio. 3 sks. Hehe...

    BalasHapus
  4. @ai:
    Dalam era postmodernisme ini semua kemapanan digugat, bahkan pada tingkatan science yang notabene merupakan "ilmu pasti." Segala sesuatu itu subjektif dan kontekstual, begitu kata mereka. Nah, teori evolusi juga bisa diserang dengan pendekatan postmodernisme ini. Hembuskan wacana teori evolusi sebagai "cultural science."

    :D

    BalasHapus
  5. @k Iman: ada referensi tentang 'teori evolusi sebagai cultural science', kak?
    bagi-bagi ya.

    @k Ay: sepakat, keknya semua orang bio itu sudah pasti manut dengan teori ini. belajar antum-anhew pun, pasti ujung-ujungnya ke teori evolusi ini.
    dan selalu terngianglah perkataan si Theodore itu: "there's nothing make sense in biology except in the light of evolution."

    ah, dan betapa kita bertanggung jawab juga atas pelurusan ini,
    hingga kelak menjadi sesuatu yang paling make sense di muka bumi..

    BalasHapus
  6. @eza:
    Saya belum punya za. Bukankah itu tugas kalian sebagai calon biolog Islam? :)

    Well, selain mencari referensi dari Al Quran dan hadits, saya sarankan untuk mempelajari postmodernisme sebagai pisau bedah. Ilmu apapun yang hanya bersandar pada materi dan logika (materialisme, dkk) bisa diacak-acak menggunakan pisau bedah ini. Yang lebih penting, proses acak-mengacak ini akan terlihat lebih ilmiah dan bisa diterima oleh mereka, dibandingkan jika kita mengacak-acak hanya menggunakan keilmuan Islam (seperti yang dilakukan Harun Yahya). Gunakan senjata mereka untuk melawan mereka.

    BalasHapus
  7. got it. arigatou gozaimasu, sensei!

    *kalo begitu, saya minta referensi tentang postmodernisme kak. ada ada?

    BalasHapus
  8. oo.. saya kira kk punya referensi tentang evolusi sebagai cultural science itu,
    cz u've introduced me first about this.

    baiklah, let mbah google do what he must do. :)

    BalasHapus
  9. @eza:
    Kalau postmodernisme banyak. Tapi mending googling aja deh. Bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan pengetahuan yang udah dimiliki..

    Hati2, jangan sampai tersesat ya..

    BalasHapus