Jumat, 04 Januari 2008

The Ultimate Determinant

Setelah berhasil menyingkirkan yang bukan gajah, dan memfokuskan diri pada skripsi, akhirnya kerja keras inipun membuahkan hasil. Tahap demi tahap berhasil dilalui dengan baik. Sangat baik malah, karena dibandingkan dengan kerja orang lain, pembuatan skripsi gue tergolong cepat.

Terkesima dengan kerja sendiri dan dengan pencapaian yang didapat, hal inipun menimbulkan optimisme. Optimisme yang berlebihan pun tidak dapat dibendung, yang ujung-ujungnya justru menimbulkan kesombongan.

Yap, kesombongan itu pun lahir, melahap semua kecemasan yang ada, menghancurkan semua pesimisme yang pernah bersemayam, hingga memfokuskan semuanya pada diri sendiri. Kesombongan narsis ini menegasikan semua hal lain yang berperan, termasuk doa-doa, bantuan orang lain, dan doa-doa orang lain, walaupun belum sampai menegasikan peran Tuhan. Kesombongan yang pada akhirnya dihancurkan oleh sebuah pesan singkat:

"…Semoga diberi kemudahan, man. n remember, Allah be d ultimate determinant."

SMS ini pun seolah dijawab oleh Sang Pengabul Doa dengan menegaskan kembali peranNya. Dua hari sebelum sidang skripsi gue tiba-tiba sakit. Bahkan berlanjut sampai sidang skripsi berlangsung. Dan dengan terpaksa gue sidang dalam kondisi yang sangat tidak fit. Sempat bingung dengan apa yang diucapkan dosen penguji karena gue benar-benar kehilangan konsentrasi. Tapi lagi-lagi Allah Menunjukkan peranNya disini. Sidang skripsi ditunda selama 8 jam, yang membuat gue bisa istirahat sebentar untuk mengembalikan kondisi. Sidang skripsipun berjalan dengan sukses dan gue dinyatakan lulus.

Tangerang 26 Desember 2007

05:29 WIB

Share:

4 komentar: