Saya menyadari hal ini ketika saya dan beberapa orang teman menjadi fasilitator di sebuah tempat bernama Situ Gintung. Dalam sebuah sesi perkenalan, seluruh fasilitator dan mentor memperkenalkan diri. Tidak ada yang istimewa sampai salah seorang mentor memperkenalkan diri dengan cara yang unik. Beliau terlebih dahulu menanyakan kepada peserta nama salah seorang putri kesayangan Rosulullah. Kemudian beliau menyebutkan nama beliau yang juga merupakan jawaban dari pertanyaan itu.
Terlepas dari niat, yang merupakan hak Allah untuk Menilai, saya merasa seperti diberikan penyadaran bahwa dalam hal-hal sederhana pun kita bisa menyisipkan “misi” di dalamnya. Proses “pendidikan” tidak harus dilakukan dalam forum yang serius, dengan silabus materi yang terstandardisasi. Cukup perkenalkan nama anda, dan sisipkan “misi” yang ingin anda sampaikan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh “putri Rosulullah” tersebut.
Tangerang, 23 Maret 2008
13:41 WIB
13:41 WIB
yah..trus kalo aku kenalan sebaiknya bilang apa ya?...
BalasHapuskalo k'iman kenalan bisa gini nih "yang rukunnya ada enam apa?" atau "diucapkan dengan lisan, diyakini dalam hati, diamalkan dengan perbuatan, apa itu?" hehehe
BalasHapuskatanya pinter...
BalasHapushehe...