Jumat, 31 Oktober 2008

Rindu..

Cinta.. Apa kabarmu?
Masihkah kau lembut seperti dulu? Membelaiku dalam pelukanmu. Mendampingi ketika kupilih jalan ini.

Cinta.. Aku disini disibukan dengan dunia. Mencoba mengumpulkan segenggam materi, agar kita dapat bersatu lagi.
Lalu apa kesibukanmu?

Cinta.. Aku rindu. Rindu memandang indah wajahmu. Rindu menelusuri lekuk tubuhmu. Rindu ketika kita bersatu dalam nafas yang memburu.
Apa kau juga rindu padaku?

Cinta.. Sejujurnya aku juga rindu pada Dia.
Pada Dia yang dahulu mempersatukan kita.
Pada Dia yang melatarbelakangi cintaku ini.
Pada Dia yang selalu kulihat bersamamu setiap saat.

Mungkinkah rindu karena kita sudah jarang bersatu?

Sukabumi 31 Oktober 2008.
01:26 WIB.

*MissTheAdventures*
Share:

Minggu, 26 Oktober 2008

Learn to Fly

"When ALLAH leads you to the edge of a cliff,, trust Him fully,, because only 1 of 2 things will happen:

Either He'll CATCH you when you fall,, or
He'll TEACH you how to fly.."

*YangSedangMencariSayapUntukBelajarTerbang*
Share:

Rabu, 22 Oktober 2008

Barisan Sakit Hati

Jika ada 100 orang yang dirugikan, maka salah satunya adalah aku..

Jika ada 10 orang yang disakiti, maka salah satunya adalah aku..

Jika ada 1 orang yang dikhianati, maka pasti itu aku..

Lalu apakah aku berbalik pergi, mencari kawan sepenanggungan, dan membentuk barisan sakit hati?

Apakah serta merta aku menjadi penentang, mencari rasionalisasi dan ayat-ayat rujukan?

Apakah setiap perbedaan harus menjadi lawan?

Tidak..

Jalan ini terlalu luas untuk dimonopoli satu golongan. Terlalu luas untuk diklaim sebagai milikku, milikmu. Jalan ini milikNya..

Kita semua bisa menempuhnya bersama, bersisian tanpa perlu bergandengan tangan. Walaupun berangkulan akan memberi kekuatan tambahan.

Tangerang, 9 Oktober 2008.
18:45 WIB.
Share:

Minggu, 19 Oktober 2008

keBERANIan

Saya senang membaca kisah para sahabat, apalagi jika menceritakan tentang keberanian mereka. Semangat saya selalu terbangkitkan, seakan saat itu juga, saya siap berperang, mengorbankan hidup saya, syahid, langsung menuju surga.

Saya tahu, dan sadar betul bahwa yang melandasi keberanian mereka bukan karena mereka bangsa yang gemar berperang. Bukan pula sifat bawaan. Tapi karena satu hal yang mereka miliki, yaitu iman.

Semakin besar iman yang mereka miliki, semakin besar keberanian mereka, semakin ringan pula langkah mereka menjawab panggilan perang. Lalu apakah keberanian yang dilandasi iman ini selalu dikaitkan dengan perang? Keberanian untuk mati di jalan Illahi?

Saya teringat kisah 3 orang sahabat yang tertinggal perang karena kelalaian. Kelalaian akibat turunnya iman. Jadilah mereka hidup dalam pengasingan. Hidup diantara para sahabat dan kekasih tercinta, tapi dianggap bagian dari orang-orang munafik nista.

Lalu, apakah ketiga orang ini melarikan diri? Menerima jaminan pihak lain yang akan memanjakan mereka? Tidak. Mereka bukanlah pengecut yang lari dari masalah yang menimpa mereka. Mereka tetap pemberani. Keberanian yang ditopang oleh iman. Iman yang membuat mereka berani menghadapi hidup. Sampai akhirnya Sang Pemberani Sejati Menghargai keberanian mereka. Menerima iman mereka. Memberikan mereka tempat kembali di sisi sang kekasih hati.

Cidahu, 19 Oktober 2008.
00:17 WIB.
*YangSedangMengumpulkanKeberanianUntukHidup*
Share:

Rabu, 15 Oktober 2008

Harapan Kerinduan

Kutitipkan salam pada bintang di langit malam.
Tentang kerinduan yang lama menggenang.
Yang kini membanjiri segenap relung hati.
Mengalirkan asa ke dasar jiwa.
Menerbangkan harapan..
Mencampakannya kembali pada tataran kenyataan.

Sukabumi, 15 Oktober 2008
22:52 WIB
Share:

Kamis, 09 Oktober 2008

Sisa Bumi Untuk Mereka

Bagaimana kami bisa melihat bintang, jika pandangan kami terhalang oleh tembok-tembok tinggi menjulang..

Bagaimana kami bisa menghirup udara segar, jika langit kami tercemar..

Bagaimana kami bisa menikmati hangatnya mentari, jika tak ada lagi jaminan perlindungan untuk kulit kami..

Bagaimana kami bisa berenang di sungai dan laut, jika ikan dan penghuni lainnya saja menjemput maut..

Dan bagaimana kami bisa melahirkan generasi penerus, jika sekarang bumi tak lagi terurus..

Akankah ada tempat nyaman yang tersisa untuk mereka?

Tangerang, 09 Oktober 2008.
04:57 WIB.
*LagiKangenNgliatBintang*
Share:

Kemana nurani pergi?

Aku mencarinya dari tadi.
Kucari ia di keramaian,tak kutemukan.
Kucari ia di penghujung malam,yang ada hanya sepi.
Kutanya sepi,dijawabnya dengan bahasa yang tak kumengerti.
Aku memang tak paham bahasa kesunyian.
Kembali ku ke keramaian,berharap ada yang memberi petunjuk,kemana nurani pergi.

"Sudah kau cari di tumpukan sampah disana?", tanya logika.
Akupun mengikuti saran logika,makhluk terpintar di alam raya.
Kuaduk-aduk tumpukan sampah penyesalan. Kuperiksa juga tumpukan sampah angan-angan. Sampai akhirnya kutemukan kesadaran tergeletak diantara mereka. Sejak kapan kesadaran menjadi sampah?

"Sejak kau acuhkan nurani", kata suara di dalam hati.
"Nurani,kaukah itu? Kupikir kau pergi?",tanyaku senang.
"Aku tak akan meninggalkanmu cinta. Aku ini cahaya. Tak akan padam, hanya meredup, sehingga kau tak dapat menemukanku. Lalu kenapa baru sekarang kau mencariku?", tanya nurani.
Aku tertunduk. Diam...
Menyesal kemudian.

Tangerang, 09 Oktober 2008.
00:13 WIB.
"..benar2 mnyesal kmudian.."
Share:

Sabtu, 04 Oktober 2008

Penjelajah..

Aku seorang penjelajah..
Tak lekang oleh ruang,tak lekang oleh waktu.
Tak lekang oleh rutinitas khidupan yang mbelenggu.

Aku seorang penjelajah..
Dalam tubuh dan jiwaku.
Dalam gerak dan langkahku,dalam keliaran pola pikirku.

Aku seorang penjelajah..
Meski kini ku harus menunggu.

Tangerang,4 okt 08,
00:03 wib
Share:

Kamis, 02 Oktober 2008

Fasilitas

Pernah aku brargumentasi dng diriku sndiri bhw produktivitas menulisku yg sedikit dsebabkn krn tdk memadainya fasilitas yg kupunya.Bnyk momentum2 inspiratif yg brlalu bgitu saja.Bnyak ide2 yg lewat tanpa 1 pun dapat kutangkap dan kuawetkan.Smuanya krn kurang memadainya fasilitas."Coba klo gw punya ini,coba klo gw punya itu..",begitu dalihku saat itu.

Pernah jg ada saat2 dimana aku berada dalam fasilitas yg lebih dari cukup untuk mengawetkan berjuta ide,menahan momentum inspiratif untuk mngalirkannya menjadi karya.Tapi yg tjadi justru sang momentum tak kunjung datang,n tak satupun ide2 itu trpancing.Saat itu aku menyalahkan sang waktu.Kenapa fasilitas itu datang di saat2 buntu.Kenapa ia brlalu di saat2 aku perlu dibantu.

Dan begitulah..
Sang waktu dan fasilitas menjadi kambing hitam untuk menutupi kemalasanku.Karena ternyata,momentum inspiratif dan ide2 tidak mengalir begitu saja.Butuh usaha untuk menghadirkannya..

Tangerang,4 Oktober 2008.
02:16 WIB.
Share: