Pada suatu hari, terjadi diskusi menarik antara saya dan Alan teman saya. Kira-kira isinya begini:
Alan: "Tahu gak Man, sekarang udah ada teknologi untuk menghilangkan cacing pita dari daging babi loh!"
Iman: "Terus kenapa?"
Alan: "Kalau cacing pita berbahaya yang berbahaya itu udah bisa dihilangkan dengan teknologi, berarti daging babi gak haram lagi dong!?"
Iman: "Loh kok bisa begitu?"
Alan: "Iya lah, khan selama ini babi diharamkan karena mereka binatang yang kotor dan berpotensi besar menyebabkan penyakit. Nah jika kita berhasil menghilangkan sumber penyakitnya, berarti udah gak ada alasan lagi untuk mengharamkan daging babi."
Iman: "Lo tau darimana kalo itu alasan pengharaman babi?"
Alan: "Ya, secara logika khan begitu.."
Iman: "Emang menurut lo, di jaman Rosulullah udah ada tuh teknologi yang bisa mendeteksi cacing pita pada babi"
Alan: "Kayaknya belom deh Man."
Iman: "Jadi secara logika pula, kita dapat menyimpulkan khan, bahwa pengharaman daging babi tuh bukan karena cacing pita yang ada di dalamnya?"
Alan: "Yap. Terus?"
Iman: "Penemuan teknologi yang mendeteksi adanya cacing pita pada daging babi tuh cuma satu bagian yang menegaskan kebenaran syariah bahwa Allah Memiliki alasan untuk mengharamkan daging babi. Tapi apakah cuma cacing pita itu yang menjadi alasan pengharaman daging babi? Gue percaya bahwa alasannya bukan cuma itu Lan."
Alan: "Terus apalagi dong?"
Iman: "Wallahu 'Alam."
Alan: "Gak logis..."
Iman: "Emang gak logis. Karena logika emang selalu terlambat mengikuti agama."
Alan: "Loh???"
Iman: "Yah lo bisa lihat contoh pada daging babi tadi lah. Jauh sebelum ditemukannya cacing pita pada daging babi, Islam sudah mengharamkan daging babi ini. Larangan ini berlaku sampai akhir jaman, bukan hanya ketika kita berhasil menghilangkan cacing pita di dalamnya. Bukankah dulu kita gak tahu bahwa di dalam daging babi tuh ada cacing pita yang berbahaya? Sama seperti sekarang kita gak tahu bahwa mungkin di dalam daging babi ini ada lagi zat berbahaya yang belum dideteksi teknologi."
Alan terdiam, saya juga.
Alan: "Tahu gak Man, sekarang udah ada teknologi untuk menghilangkan cacing pita dari daging babi loh!"
Iman: "Terus kenapa?"
Alan: "Kalau cacing pita berbahaya yang berbahaya itu udah bisa dihilangkan dengan teknologi, berarti daging babi gak haram lagi dong!?"
Iman: "Loh kok bisa begitu?"
Alan: "Iya lah, khan selama ini babi diharamkan karena mereka binatang yang kotor dan berpotensi besar menyebabkan penyakit. Nah jika kita berhasil menghilangkan sumber penyakitnya, berarti udah gak ada alasan lagi untuk mengharamkan daging babi."
Iman: "Lo tau darimana kalo itu alasan pengharaman babi?"
Alan: "Ya, secara logika khan begitu.."
Iman: "Emang menurut lo, di jaman Rosulullah udah ada tuh teknologi yang bisa mendeteksi cacing pita pada babi"
Alan: "Kayaknya belom deh Man."
Iman: "Jadi secara logika pula, kita dapat menyimpulkan khan, bahwa pengharaman daging babi tuh bukan karena cacing pita yang ada di dalamnya?"
Alan: "Yap. Terus?"
Iman: "Penemuan teknologi yang mendeteksi adanya cacing pita pada daging babi tuh cuma satu bagian yang menegaskan kebenaran syariah bahwa Allah Memiliki alasan untuk mengharamkan daging babi. Tapi apakah cuma cacing pita itu yang menjadi alasan pengharaman daging babi? Gue percaya bahwa alasannya bukan cuma itu Lan."
Alan: "Terus apalagi dong?"
Iman: "Wallahu 'Alam."
Alan: "Gak logis..."
Iman: "Emang gak logis. Karena logika emang selalu terlambat mengikuti agama."
Alan: "Loh???"
Iman: "Yah lo bisa lihat contoh pada daging babi tadi lah. Jauh sebelum ditemukannya cacing pita pada daging babi, Islam sudah mengharamkan daging babi ini. Larangan ini berlaku sampai akhir jaman, bukan hanya ketika kita berhasil menghilangkan cacing pita di dalamnya. Bukankah dulu kita gak tahu bahwa di dalam daging babi tuh ada cacing pita yang berbahaya? Sama seperti sekarang kita gak tahu bahwa mungkin di dalam daging babi ini ada lagi zat berbahaya yang belum dideteksi teknologi."
Alan terdiam, saya juga.
Tangerang, 2 Februari 2009
06:45 WIB
06:45 WIB
Waw! Sebuah pemikiran yang tajam dan cerdas!
BalasHapusYup! Apa yg Allah larang, pasti memang ada alasannya, dan pastilah memang itulah yang terbaik bagi kita untuk dijalankan. Babi, emang jelas2 disebutkan di Al Qur'an. Tapi contoh lainnya, seperti anjing, dan binatang bertaring lainnya, diharamkan juga bukan? ternyata secara logika, binatang bertaring itu adalah salah satu ekositem yg jumlahnya sedikit. Jika punah karna kita konsumsi, maka rantai makanan akan terputus. Dan punahlah seluruh ekosistem di bumi ini. Bener ga siy? afwan ya kl salah..
BalasHapusSubhanalLoh..
BalasHapusKarena memang logika manusia berbeda dengan logika Alloh. Dan manusia ngga tau apa-apa tentang apa yang Alloh tetapkan karena manusia ga tau apa-apa melainkan dengan apa yang telah Alloh berikan pada mereka.
Dimana ada kemaslahatan di situ ada syariat Allah. Apa yang ditetapkan Allah tak mungkin melenceng dari kebaikan manusia, kalo manusia belum bisa mengerti, ya memang karena manusia memang terbatas. tapi dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, ternyata semakin terbukti kebenaran dari perintah Allah. TFS
BalasHapuskalo dyas pernah dapet, kita gak boleh makan daging babi karena sifat babi juga buruk dan bisa menular ke pemakannya (lupa gimana cara).
BalasHapusperhatiin ja kalo ada dua ayam jago sama satu betina. kedua ayam jago bakal bertarung buat dapetin si betina.
sementara kalo dua babi jantan dan satu betina, kedua babi bakal saling bantu buat 'nguasai' si betina.
gitu....
lagian, babi tuh nggak akan pernah melihat ke atas, loh!
(agak nggak nyambung, sepertinya...)
Mengobati rasa kangenku sama Alan, Man.. Makasih yaa..
BalasHapusTapi kok.. Alan sama Iman jadi bertukar peran???
Eniwei..
Aku setuju sama Iman.. *angguk-angguk*
kalo aku pernah dengernya, selain cacing pita,, struktur anatomi babi tuh ngga ada lehernya (dalam artian, beda sama hewan sembelihan lainnya)
BalasHapuskalo hewan (sapi, kambing, ayam, dll) disembelih kan darahnya dikuras nyaris habis tuh lewat pembuluh darah di leher..
nah, pada babi, mekanisme kaya gitu katanya ngga terjadi.. jadi darahnya masih tertampung dalam badan dan dagingnya gitu..
waLlahu a'lam.. belom pernah ikutan nyembelih babi.. =D
mohon dikoreksi kalo ada yg tau lebih lengkap dan bisa menerangkan dg lebih jelas :-)
makasih... makasih...
BalasHapus*garuk-garuk kepala*
kayaknya menarik dijadikan tulisan tuh. coba deh googling sedikit, liat ayat referensi, terus nulis. hehe...
BalasHapusSelamat Berkarya!
Subhanallah...
BalasHapusKutipan yang bagus Mal. You're absolutely right...
soalnya dia malu jadi anak babi khan?! Hehehe....
BalasHapuskadang si Alan juga bijak loh...
BalasHapuswah bukan core competency saya niy... mungkin yang lain ada yang mau menambahkan?
BalasHapusyang aku baca dari bukunya Dr. Sulaiman Qaush, ternyata banyak banget tuh penyakit yang ada di babi, apalagi cacingnya,, fiuhh,, banyak banget,, ampun2,,
BalasHapussampe2 ada cacing yang hidup terus di tubuh pemakannya sampai orang itu meninggal, Innalillahi,,
jadi kayak menggerogoti dari dalem gitu, hii,,
trus watak dan tabiat Babi juga bisa nular katanya..(setuju sama kak dyasbaik), dan emang, darah yang gabisa keluar dari dalam tubuh babi itu adalah lahan yang sangat subur bagi perkembangbiakan cacing-cacing,,(4 jempol untuk kak bulukucing!)
Bahkan ada telur-telr cacing yang gak akan mati/musnah walau dagingnya dimasak dalam suhu setinggi apapun(dalam buku ini dibilangnya gitu,,)..
see?
apa untungnya sih makan Babi??
@intan aja:
BalasHapusWuih, kayaknya dah expert nih dalam masalah perbabian. He2..
Makasih atas tambahan informasinya..
hahaha..
BalasHapusistilah yang lucu,,
"perbabian"
enggak kak, itu cuma baca doang kok,,
baca bukunya salim yang "jalan cinta para pejuang" ada bab yang ngebahas ginian, bagus banget deh
BalasHapussekedar info, menurut salah satu pauditor sekaligus dosen biokimia IPB, menurut penelitian terakhir, anatomi tubuh dan DNA babi itu mirip dengan manusia (sekitar mirip lebih dari 90 %), jadi bisa dibayangkan kalau manusia makan babi berarti kanibal, dan oleh karena itu penyakit babi lebih mudah menular pada manusia (karna kemiripan gen itu).
BalasHapusMaha Besar Allah yg telah mengharamkan babi untuk kita. apa yg Allah perintahkan, wajib kita ikuti dan sebaliknya.. insya Allah selalu ada kebaikan di dalamnya.
@hannakhaliddiyyah:
BalasHapusDNA kita mirip babi? Hiiiyy..
yap,,
BalasHapuswow...saya juga pernah dapet pertanyaan kayak gini dari non-i
BalasHapussaya jawab aja kayak yang dyasbaik katakan, hehehe
@puti:
BalasHapusYap, kita memang harus cerdas dalam berdakwah..