Senin, 02 Februari 2009

Hingga Unta Masuk ke Lubang Jarum

Selama ini saya adalah orang yang selalu terbuka pada setiap kemungkinan. Kemungkinan terhadap segala hal yang mungkin terjadi di bumi ini, kemungkinan terhadap keajaiban, dimana Allah Mengintervensi hukum alam, dan 1001 kemungkinan lain. Sebenarnya tidak ada yang salah dalam hal ini. Yang salah adalah sifat keterbukaan yang berlebihan sehingga menutup ketidakmungkinan dalam kosakata pikiran. Hingga si Alan datang dan menyadarkan saya tentang hal ini.

Alan: "Man, gue baru nemu ayat yang menarik nih."

Iman: "Ayat apaan Lan?"

Alan: "Surat Al A'raaf ayat 40."

Iman: "Tentang apaan? Menariknya dimana?"

Alan: "Intinya tentang tidak akan diterimanya doa dan amalan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan menyombongkan diri terhadap ayat-ayat tersebut. Tidak akan diterima hingga unta masuk ke lubang jarum."

Iman: "Terus?"

Alan: "Menarik bukan? Hingga unta masuk ke lubang jarum."

Saya berpikir sebentar, mencerna dan mencari kata-kata.

Iman: "Bukankah sekarang manusia mampu menciptakan hampir apa saja Lan."

Alan: "Terus?"

Iman: "Manusia mampu menciptakan gedung pencakar langit, manusia mampu menciptakan kapal laut yang mampu menampung ribuan orang, jadi bukan tak mungkin jika manusia mampu menciptakan jarum raksasa yang besar lubangnya mampu dilewati seekor unta bukan?"

Alan: "Bener sih, tapi esensi dari sebuah jarum tuh apa man?"

Iman: "Untuk menjahit? Merapihkan jilbab akhwat?"

Alan: "Itu mah jarum pentul atuh. Yap, yang bener untuk ngejahit. Nah ketika suatu benda telah kehilangan esensinya, apakah ia masih bisa disebut sebagai benda itu? Nggak khan?"

Iman: "Jadi maksud lo, jarum raksasa yang bisa dilewati seekor unta itu harus bisa digunakan untuk menjahit, begitu?"

Alan: "Yap. Tinggi punuk unta dewasa tuh kurang lebih 1,85 meter, sedangkan kalau diukur sampai kepala itu sekitar 2 meteran. Sedangkan lebarnya kurang lebih 75 centi meter. Jadi untuk bisa dilewati seekor unta, paling nggak panjang dan lebar lubang jarum tuh 1.85 m x 75 cm."

Iman: "Itu baru lubangnya ya?"

Alan: "Yap. Jika perbandingan antara lubang jarum dan panjangnya kita ambil 1:30 aja, maka paling nggak panjang jarum tersebut sekitar 1.85 m x 30, yaitu 55.5 meter. Dan ingat, untuk disebut sebagai jarum, jarum raksasa ini harus dapat digunakan untuk menjahit."

Iman: "Berarti masalahnya tinggal menciptakan mesin jahit raksasa khan? Kenapa nggak bisa?"

Alan: "Bukan itu aja kali. Lo harus mikirin juga benang yang cocok untuk lubang segede gitu. Belum lagi kain yang bisa menolerir tusukan jarum dengan diameter segitu gede. Kalau kain biasa pasti langsung robek Man.

Iman: "Oke, masalahnya ternyata selain mesin jahit raksasa, kita harus nyari benang dan kain yang kompatibel dengan jarum tersebut. Kayaknya masih mungkin deh Lan..."

Alan: "Lo juga harus memikirkan kegunaan kain raksasa itu, karena kebanyakan manusia nggak akan mau menciptakan alat yang sia-sia yang gak berguna bagi dirinya."

Iman: "Hm..."

Saya berpikir dan terus berpikir. Penjelasan yang diberikan Alan sebenarnya sudah cukup lengkap dan detail. Tapi kok saya masih merasa ada yang kurang. Mungkinkah suatu saat manusia-manusia yang kurang kerjaan tapi memiliki teknologi itu akan menciptakan jarum raksasa? Mungkinkah kesombongan mereka untuk mendustakan ayat-ayat Allah diwujudkan dengan memasukan unta ke lubang jarum yang mereka cipta?

"Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan." (QS. 7:40)


Tangerang, 2 Februari 2009
17:52 WIB
Share:

18 komentar:

  1. ck..ck...Hebatnya dialog kalian berdua, dari mulai cacing pita yang jadi alasan pengharaman babi sampai masalah unta yang masuk ke dalam lubang jarum. Tapi Subhanallah, ternyata diskusi yang logis dan syar'i justru semakin memperlihatkan kebesaran Allah. Makasih infonya

    *sering-sering diskusi kayak gini deh bang, biar kita juga bisa dapet ilmu baru :)*

    BalasHapus
  2. SubhanalLoh..
    Maha Suci Alloh dari segala kelemahan.

    BalasHapus
  3. diusahakan sesering mungkin deh...

    BalasHapus
  4. Sebenernya.. Kalau rajin baca Quran, ini bukan ilmu baru.. Iya kan, Iman? Iya kan, Alan?

    BalasHapus
  5. @dian:
    Alan: "Yap, bener banget.."
    Iman: "Tapi kayaknya ilmu gak dibatasi waktu deh.."

    BalasHapus
  6. @dyas:
    Pasti ngebayangin unta masuk ke lubang jarum ya..

    BalasHapus
  7. iya...
    kok tau, sih!

    (sebenernya ngebayangin orang pusing mikirin buat lubang jarum yang lebih gede dari unta juga, si. guna, apa?!?!)

    BalasHapus
  8. tau dong... 5 setengah tahun kuliah di psikologi...

    (sebenernya gak ada yang perlu dibanggain ketika orang-orang pada lulus 4 tahun, hehehe...)

    BalasHapus
  9. @hannakhaliddiyyah:
    Mendorong juga y. He2

    BalasHapus
  10. ada penulis yang menafsirkan bahwa 'lubang jarum' yang dimaksud itu adalah black hole,
    jadi pintu langit tidak akan dibukakan untuk para pendusta ayat Allah sampai hari kiamat terjadi.
    wallahu a'lam

    BalasHapus
  11. @tisataasyara a.k.a. ezza (bener khan namany?):

    Sepakat dng wallahu'alam-nya.. :)

    BalasHapus
  12. z-nya cuma satu.

    bahas tentang ayat "dan 'arsy-Nya atas air" donk.
    jzk

    BalasHapus
  13. @eza:
    Wah,gak tau kapan mau nulis lg.Saya studi literatur dulu deh..

    BalasHapus