Sabtu, 21 Februari 2009

Kewajiban Berjihad di Dunia Maya

Bergelut dengan dunia maya secara intensif membuat saya mendapatkan banyak hal baru, hal-hal yang menambah pengetahuan dan membuka wawasan. Hal ini wajar, mengingat kita dapat menemukan hampir semua hal disini, di dunia maya yang memperkecil bumi ini. Jika kita ingin mencari sesuatu, tinggal tanya saja oom Google.

Tetapi bergelut dengan Al Quran, membuat saya mendapatkan hal yang seharusnya saya tahu. Saya tidak mendapatkan informasi sampah disini. Semua informasi yang ada, selain menambah pengetahuan, membuka wawasan, juga mempengaruhi hati. Amat wajar jika dulu Umar ditegur oleh Rasulullah karena beliau saat itu membuka-buka kitab taurat dan injil dan tidak mencukupkan diri hanya dengan Al Quran.

Sayangnya, informasi yang dibutuhkan oleh semua manusia dalam Al Quran, cenderung tenggelam diantara milyaran informasi lain di dunia maya. Padahal jumlah muslim penghuni dunia maya  banyak sekali. Jika kita seorang yang pesimis, maka kita akan menganggap wajar hal ini. Tetapi jika kita seorang pejuang, maka kita akan menganggap hal ini sebagai tantangan, karena sebagai seorang mukmin, adalah sebuah kewajiban bagi kita untuk menyampaikan Al Quran, walaupun hanya satu ayat.

Kewajiban menyampaikan kebenaran juga tentunya tak lengkap jika tidak diimbangi dengan kewajiban menolak kemungkaran. Dan dunia maya merupakan dunia yang sebagian besar isinya merupakan kemungkaran. Tak heran jika kata kunci yang paling sering ditulis di mesin pencari Google adalah kata-kata yang berhubungan dengan sex.

Kita juga tentu masih ingat bagaimana kebebasan yang kebablasan telah menodai Rosulullah dalam bentuk kartun yang hina, Masih jelas dalam ingatan kita bagaimana film Fitna yang begitu menghina dapat bebas beredar di dunia maya. Belum lagi situs-situs dalam negeri yang didanai Amerika seperti islamlib, dan sebagainya, yang isinya membuat kita bertanya, Islam dari mana mereka ini.

Lalu apa yang harus kita lakukan?

Ternyata banyak saudara-saudara kita di dunia maya yang telah melangkah jauh menyikapi hal ini. Mereka mengamalkan Surat At Taubah ayat 120 dengan cara mereka sendiri. Mereka berperang di dunia maya, menimpakan bencana, dan membangkitkan amarah musuh-musuh Islam. Mereka sering menamakan diri mereka muslim hacker.

Diberitakan bahwa ketika penyebaran kartun yang menghina Nabi Muhammad saw, muslim hacker merusak lebih dari 3000 situs Negara Denmark yang turut ambil bagian dalam kemungkaran tersebut. Begitu juga ketika terjadi penyebaran film fitma, banyak situs Belanda yang menjadi korban. Dan yang lebih hebat lagi, ada muslim hacker yang berhasil membobol situs CIA, sebuah prestasi yang luar biasa mengingat keamanan situs ini yang begitu ketat.

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".(QS. 9:71)

Sudah saatnya kita garap ladang dakwah di dunia maya ini dengan lebih serius. Karena siapa yang menguasai informasi, maka ia akan mudah  untuk menguasai dunia. Lakukan sesuai dengan kemampuan kita, bahkan walaupun dengan hanya menulis sesuatu yang berguna. Wallahu 'alam bish showab.

"Hari ini, ketika hampir seluruh hajat hidup kita dikuasai oleh Yahudi, masihkan engkau sibuk bergenit-genit menulis hanya untuk mendapat tepuk tangan? Sudah saatnya menulis untuk perubahan." (M. Fauzil Adhim)

Tangerang, 21 Februari 2009
07:51 WIB
Share:

29 komentar:

  1. @m rizqon:
    Ok, kita serang situs mana niy? He2,.

    BalasHapus
  2. Mari menulis untuk perubahan.. n_n

    *penikmat tulisan pak fauzil adhim dan iman penjelajahsemesta =D*

    BalasHapus
  3. "Kewajiban menyampaikan kebenaran juga tentunya tak lengkap jika tidak diimbangi dengan kewajiban menolak kemungkaran." -man-

    Kumpul-kumpul bareng akhwat, campur baur, makan bareng, nonton bareng mungkar itu man, mudah-mudahan gua atau lo gak terkena hal ini amin hehe ^_^. Apalagi di dakwah di panti pijat man haha.. piss bro.

    BalasHapus
  4. @baday:
    "innamal a'malu bin niyat, wa innamaa likullimri imma nawa.."

    BalasHapus
  5. uh.uh.luar biasa *merasa sangat tertonjok dengan kalimat terakhir*

    hhhh.....*bener-bener speechless*

    BalasHapus
  6. man hadist itu tidak berdiri sendiri, coba baca penjelasan ulama, bersama hadist niat harus dibarengi hadist perilaku "man amila 'amalan laisa 'alaihi amruna fa huwa raddun" (barangsiapa yang mengamalkan sesuatu tanpa ada contoh dariku maka dia tertolak, kata nabi.

    jadi niat bener harus didasari perbuatan yang benar, kalau tidak begitu tidak bisa saja orang mabuk di depan umum, atau berzina depan umum, trus kalau ditanya orang banyak, kenapa anda begini, ini dosa, bisa aja pelakunya menjawab "niatku benar, aku ingin menunjukkan pada kalian bahwa ini perbuatan yang dibenci Allah agar kalian tidak menirunya dan masuk neraka" wah suci banget niat nih orang,

    tapi tidak bisa dibenarkan karena perilakunya salah. Wallahu'alam ^_^ hehe

    BalasHapus
  7. @baday:
    Betul da. Sama aja kayak kita gak bisa langsung menyalahkan orang yang melakukan perbuatan yang sebenarnya masih menjadi perdebatan para ulama tentang hukumnya. Tanpa melakukan klarifikasi kita langsung memvonisnya sebagai kafir lah, bid'ah lah, dan sebagainya. Padahal siapa tahu dibalik perbuatan "abu2"nya itu, dia punya pertimbangan tertentu, yang manfaatnya jauh lebih besar dibanding mudharatnya. Wallahu 'alam bish showab.

    BalasHapus
  8. hehe siapa tuh man para ulama yang berdebat.. yang mana tuh masalah yang diperdebatkan ^_^, gimana tuh dalilnya kira-kira. siapa tuh yang menvonis kafir, bid'ah dan lain2.. ayo donk jangan main samar-samar hehe

    BalasHapus
  9. @baday:
    Ya, kita sama2 tahu lah. He2..
    Biarkan para ulama itu berijtihad, dan biarkan kita mengambil ijtihad yang kita anggap paling tepat. Dengan ilmu dan bukannya taqlid semata tentunya.

    BalasHapus
  10. ye main sama-sama tau aja, dijekerjain jin baru tau man, ijtihad tanpa dalil gimana man ^_^. yah selamat jadi pengganti dery

    BalasHapus
  11. @baday:
    Gmnpun ijtihad tanpa dalil tuh gak boleh da.

    BalasHapus
  12. *bahasanya beratt,-pusing baca komennya*

    BalasHapus
  13. sepakat! hoho.....om Iman pandai nian bermain cakap. hehehe

    BalasHapus
  14. @intan:
    Makanya rajin olah raga dong. He2..

    BalasHapus
  15. @inka:
    Karena kata-katalah yang bisa mengubah dunia. He2..

    BalasHapus
  16. weleh,,
    saking rajinnya,
    sy kini menderita radang otot abdomen ni,,
    (bahasanya Tan,, hahaha,, padahal cuma sakit di bagian otot perut aja sih, kata dokter tunggu 2 hari sembari minum obat,,kalo tambah sakit baru dicek akan kemungkinan penyakit lain,,^^)

    BalasHapus
  17. yoi man, apalagi klo bertentangan dengan dalil ya man, dak diambil ijtihatnya (emang ijtihat banyak ya?) hehe. yang mana tuh man ijtihadnya yang ulama berselisih, perkara apa itu, ulama mana yang berselisih, apa dalilnya ambillah contohnya enak tuh didiskusikan ^_^

    BalasHapus
  18. mantaappp...
    tfs, bro!!!

    kynya perlu ditambahin, menulis sbaiknya bukan untuk menyebarkan fitnah, mengadu domba, membuka aib, dst :D

    BalasHapus
  19. sekarang muncul fakta orang2 yg menggunakan situs ini untuk sekedar membalas dendam pada satu pihak karena dipicu perbedaan pendapat yg berujung pd permusuhan. padahal mereka masih saudara seiman. sedih sekali melihatnya. sudah berusaha mengingatkan, tetapi "mental".

    BalasHapus
  20. @hannakhaliddiyyah:
    Begitulah manusia.. :)

    BalasHapus