Ada yang menarik dalam materi khutbah jumat kemarin. Sebuah penyadaran tentang sabar yang ternyata adalah sesuatu yang mutlak ada dalam setiap proses kehidupan. Sabar yang memang sudah menjadi bagian dari grand design penciptaan semesta. Sabar yang dicontohkan langsung oleh Yang Maha Penyabar.
Mungkin sebagian dari kita sudah mengetahui bahwa salah satu sifat Allah adalah Maha Kuasa. Kemaha-Kuasaan Allah itu digambarkan dalam ayat berikut:
Ayat di atas mungkin merupakan salah satu ayat yang paling dikenal luas oleh masyarakat kita. Potongan ayat terakhir kedua dari surat Yaasin ini, menggambarkan sebuah fenomena wajar yang dialamatkan pada Yang Maha Kuasa. Jika Yang Maha Kuasa menghendaki sesuatu, maka Ia tinggal berkata "kun", maka terjadilah sesuatu itu (fayakun).
Dengan kun-fayakunNya, Allah dapat Menciptakan sesuatu dari ketiadaan, tak terikat oleh ruang. Allah juga dapat Menciptakan sesuatu secara instan, tak terikat oleh waktu. Karena selain Maha Kuasa, Ia juga Maha Pencipta ruang dan waktu. Maka adalah sesuatu yang wajar, jika Ia Menghendaki, Ia tinggal Berkata "kun!" maka terciptalah alam semesta ini lengkap beserta isinya secara instan dan dari ketiadaan.
Tapi ternyata kenyataannya tidak demikian. Dalam surat Al A'raaf Allah Berfirman:
Alih-alih menggunakan kun-fayakun dan menciptakan alam semesta ini secara instan, Allah Memilih untuk Menciptakan alam semesta ini dalam enam masa. Kenapa demikian?
Salah satu penyebabnya adalah Allah ingin Menunjukkan kepada kita sifat Maha Sabar yang DimilikiNya dengan menanamkan sabar ini pada proses penciptaan semesta. Sehingga setiap proses yang terjadi di alam ini, setiap itu pula kesabaran selalu mengiringi. Maka jika Allah menggunakan kesabaran dalam proses penciptaan semesta, kita sebagai makhlukNya tentu harus menggunakan kesabaran dalam menjalani proses kehidupan di alam ini.
Tangerang, 05 April 2009
07:05 WIB
"Yang sedang bersabar"
Mungkin sebagian dari kita sudah mengetahui bahwa salah satu sifat Allah adalah Maha Kuasa. Kemaha-Kuasaan Allah itu digambarkan dalam ayat berikut:
"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia." (QS. 36:82)
Ayat di atas mungkin merupakan salah satu ayat yang paling dikenal luas oleh masyarakat kita. Potongan ayat terakhir kedua dari surat Yaasin ini, menggambarkan sebuah fenomena wajar yang dialamatkan pada Yang Maha Kuasa. Jika Yang Maha Kuasa menghendaki sesuatu, maka Ia tinggal berkata "kun", maka terjadilah sesuatu itu (fayakun).
Dengan kun-fayakunNya, Allah dapat Menciptakan sesuatu dari ketiadaan, tak terikat oleh ruang. Allah juga dapat Menciptakan sesuatu secara instan, tak terikat oleh waktu. Karena selain Maha Kuasa, Ia juga Maha Pencipta ruang dan waktu. Maka adalah sesuatu yang wajar, jika Ia Menghendaki, Ia tinggal Berkata "kun!" maka terciptalah alam semesta ini lengkap beserta isinya secara instan dan dari ketiadaan.
Tapi ternyata kenyataannya tidak demikian. Dalam surat Al A'raaf Allah Berfirman:
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam." (QS. 7:54)
Alih-alih menggunakan kun-fayakun dan menciptakan alam semesta ini secara instan, Allah Memilih untuk Menciptakan alam semesta ini dalam enam masa. Kenapa demikian?
Salah satu penyebabnya adalah Allah ingin Menunjukkan kepada kita sifat Maha Sabar yang DimilikiNya dengan menanamkan sabar ini pada proses penciptaan semesta. Sehingga setiap proses yang terjadi di alam ini, setiap itu pula kesabaran selalu mengiringi. Maka jika Allah menggunakan kesabaran dalam proses penciptaan semesta, kita sebagai makhlukNya tentu harus menggunakan kesabaran dalam menjalani proses kehidupan di alam ini.
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. 2:153)
Tangerang, 05 April 2009
07:05 WIB
"Yang sedang bersabar"
subhanallah..
BalasHapusterimakasih ya akh
smoga kita termasuk orang yg bisa sabar..
sabar begitu mudah diucap tapi disaat kita tertimpa suatu masalah
untuk berusaha sabar begitu sulitnya.. ya Allah..
amiin...
BalasHapusJadi inget pernah membahas ini sama Abah..
BalasHapusAyat itu sendiri sebenarnya udah menunjukkan proses koq kak..
Kalo jadinya seketika, maka kalimatnya akan menjadi "Kun, fa kaana" -> "Jadi, maka ada"
Sedangkan kata "yakun" atau "menjadilah", dalam bahasa arab lebih menunjukkan sesuatu yang terjadi melalui serangkaian proses...
Padahal Allah swt kuasa sekali untuk mencipta dengan instan..
Serangkai dengan bahasan ini, ada pelajaran lain dari ayat2 penciptaan.. yaitu kerja sama dan pembagian tugas..
Ketika di Alqur'an digunakan kata ganti "Kami", menunjukkan dilibatkannya pihak lain (malaikat).. sedangkan yang menggunakan kata ganti "Aku", menunjukkan hal2 yang dilakukan sendiri oleh Allah..
Padahal Allah swt mampu sekali mengerjakan segala sesuatunya sendiri saja..
"Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (Qs.Al-Baqarah: 269)
wallaahu a'lam..
Subhanallah.. n_n
*panjang amat komen lw, Din.. udah kaya postingan baru =D*
kok anaknya bisa kayak gini ya...
BalasHapuskasian abahnya...
hehe....
Btw, tanggapannya mantap din. Jadi nambah ilmu niy...
Jazakumullah Khairan For Comment..
iya nih,,
BalasHapussabar..
padahal cuma 5 huruf,
padahal cuma 1 kata..
tapi pengamalannya susah banget..
semoga kita termasuk orang2 yang kuat ya Ka..
yang mampu menahan hawa nafsunya sendiri, dan mampu bersabar..
Aamiin..^^
apa maksudmu, anak muda..??
BalasHapus*mengetuk2kan ujung sepatu sambil bawa penggaris kayu ukuran 1 meter*
bilang aja kalo terpesona.. khu4..
emang, kasian Abah saya..
karena anaknya terlalu mempesona, jadi musti sibuk2 jagain saya dari kucing2 garong yang suka nyolong.. =D
@intan:
BalasHapusAmin. Mohon doanya. Doa dari anak kecil lumayan manjur loh. He2..
@diny:
BalasHapusDari kucing garong? Diny tuh cicak apa ikan asin sih? Jadi bingung..
*menunggu keahlian ngelesnya diny*
tfs...
BalasHapuslagi diuji kesabaran banget, nih...
@dyas:
BalasHapusPasti ujian karena prokrastinasi tuh. He2..
yah...
BalasHapuskok tau aja, sih!
*jadi malu!
hoex!!!!
menurut observasi dan pengalaman sekian tahun dan didukung oleh beberapa literatur, penulis menyimpulkan bahwa sabar adalah kemampuan[ability] bukan bakat [aptitude], karena sabar mungkin dilatih.
BalasHapussehingga tes untuk mengukur sabar tergolong ke dalam jenis maximum performance test.
:p
*numpangbuangsampah*
oh btw JFS.
simple mind...
BalasHapussimple to guess...
hehe...
jangan lupa uang kebersihannya ya...
BalasHapus:)
pepesan, tauu...
BalasHapus*kayanya sih yang di teks lagu kucing garong bilangnya pepesan yang bikin mata kucing garong blingsatan*
ah.. apapun jenis Diny-nya, yang penting pilih caleg dari partai -piiiip-.. emangnya cuma presiden yang bisa bikin perubahan??
hyakakakakak..
subhanallah,, makasi ya ka ims.. komen2nya juga oks..
BalasHapussemoga diberikan kesabaran....
sabar..sabar..
BalasHapus(komen ga jelas)
@fars:
BalasHapusAmin..
@ludi:
BalasHapusSelalu..
He2
Artikelnya mantab kk... ^_^ SFS...
BalasHapus@anit:
BalasHapusMakasih udah mengeksplor hampir semua tulisan saya..
bilangin dong ka, suru eksplor tulisanku juga
BalasHapushoho
biar aku tambah semangat nulis nih
@ludi:
BalasHapusBilang sendiri lah..
hmm,, ilmu baru. jazakallah
BalasHapusAllah memang Maha Besar
@hannakhaliddiyyah:
BalasHapusWaiyyak..
Allahu Akbar!