Sebuah karya, apapun itu, baik berupa puisi, essay, maupun lagu, bisa diibaratkan sebagai bola panas yang terus mengalami perguliran. Karya memang dilahirkan oleh si pencipta, tapi begitu karya menghirup udara di dunia, dan diperkenalkan pada semesta, ia tidak lagi sepenuhnya menjadi monopoli si pencipta. Ia menjadi milik orang-orang yang membaca. Ia bisa diperlakukan bagaimanapun oleh orang-orang yang menikmatinya. Bahkan ia bisa dimaknai jauh berbeda dari tujuan penciptaannya...
Yap, bola panas itu adalah makna. Pemahaman, persepsi, serta pengaitan dimensi ruang dan waktu pada sebuah karya. Karena begitu karya berpindah tangan, maka bola panas itupun bergulir, dan menjadi milik pemirsa. Begitu juga dengan tulisan ini...
Yap, bola panas itu adalah makna. Pemahaman, persepsi, serta pengaitan dimensi ruang dan waktu pada sebuah karya. Karena begitu karya berpindah tangan, maka bola panas itupun bergulir, dan menjadi milik pemirsa. Begitu juga dengan tulisan ini...
Patas 74, 30 Agustus 2007
yap.. karena itulah karya yang dihasilkan harus yang punya andil mengubah orang banyak kea arah yang lebih baik.
BalasHapus@hannakhaliddiyyah:
BalasHapusBetul bgt..
hihi,, tumben dibilang betul bgt, biasanya ada aja kurangnya :)
BalasHapusNamanya jg manusia.. :)
BalasHapusseorang Iman juga manusia :D
BalasHapus