Makna adalah sesuatu yang mutlak (relatif) ada dalam hidup ini. Pulpen adalah konsep makna. Buku adalah konsep makna. Tulisan adalah konsep makna. Pemikiran adalah konsep makna. Kesadaran adalah konsep makna. Tuhan adalah konsep makna. Dan lain sebagainya adalah juga konsep makna.
Tapi sebuah pulpen punya makna yang berbeda bagi seorang mahasiswa dan seorang direktur pemasaran. Sebuah pulpen punya makna yang berbeda bagi mahasiswa fakultas sastra dan mahasiswa fakultas desain grafis. Intinya, makna itu relatif, terikat pada konteks baik ruang, waktu, kesadaran, kondisi, dan sebagainya.
Tapi sebagaimana bahasa, yang merupakan konsep makna yang paling sering kita gunakan (mungkin...?), makna secara umum juga merupakan sistem kesepakatan, baik antara 2 atau lebih individu, kelompok masyarakat, bangsa, maupun peradaban. Contohnya pulpen tadi, ada kesepakatan antara mahasiswa fakultas sastra, mahasiswa fakultas desain grafis, dan direktur pemasaran bahwa itu adalah alat tulis. Pulpen adalah alat tulis, entah itu sebagai medium untuk menyalurkan rasa, entah itu sebagai objek prakarya, maupun sebagai sebuah produk yang entah bagaimana harus dimiliki oleh konsumen dengan rasa bangga. Dengan kata lain, baik itu untuk mengarang, mendesain, dan menjual, adalah pulpen dengan maksa sebagai alat tulis tadi.
Tapi bagaimanapun ini hanyalah sebuah kesepakatan. Bagaimanapun umumnya, bagaimanapun luasnya, dan bagaimanapun universalnya, mungkin suatu saat pulpen hanya bermakna sebagai sebuah token sejarah dalam masyarakat primitif, bagi peradaban manusia 1000 tahun nanti.
Depok 2 Desember 2004
jadi inget mata kuliah, tiap nama itu arbitrary, tergantung kesepakatan, salah satu sifat bahasa manusia..
BalasHapusTapi ada juga beberapa nama pemberianNya..
BalasHapushmm,, ya ya, bener..
BalasHapus