Sebagai seorang mahasiswa yang telah berkecimpung lama dalam dunia kemahasiswaan, gue menjadi saksi sejarah bagaimana disket pernah mencapai masa kejayaannya. Masa dimana disket begitu penting dalam kehidupan mahasiswa. Masa dimana disket menancapkan kuku-kuku kekuasaannya tanpa sedikitpun mendapat protes dari mahasiswa yang terkenal kritis.
Masa itu disket beredar luas khususnya di kalangan mahasiswa, baik secara terang-terang, maupun sembunyi-sembunyi layaknya peredaran narkoba. Segala bentuk pertukaran file tugas, gambar, lagu, virus, maupun data pribadi, menggunakan disket sebagai mediatornya. Sehingga baik disadari maupun tidak, akhirnya disket berhasil membentuk rezim kekuasaan di kalangan mahasiswa.
Tapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, rezim disketpun mulai runtuh. Walaupun belum genap 32 tahun, rezim itupun mengalami kehancuran dan reformasi teknologi. Reformasi di segala bidang ini, lambat laun mulai merongrong peranan disket di kalangan mahasiswa. Dan si flashdisk sebagai pahlawan reformasi, mulai mengambil peran disket yang dinilai tidak lagi optimal di zaman baru ini.
Tapi sebagaimana rezim orde baru, ternyata disketpun masih memiliki sisa-sisa pengaruh yang masih terasa di kalangan mahasiswa, khususnya gue. Bahkan tanpa disket, gue mungkin gak bisa menghadirkan tulisan ini di hadapan kalian semua.
Bermula dari rusaknya hardisk gue (mungkin ada beberapa orang yang tertawa senang mendengar berita ini...:( ), dengan sangat terpaksa gue membeli hardisk baru. Hardisk bermerk Seagate 80 Gigabyte dengan interface SATA. Terus guepun mencoba menginstall windows XP service pack 2 (bajakan tentunya, he2), di komputer gue. Tapi ternyata installer windows gak ngedetect Hardisk baru yang gue beli.
Guepun membaca-baca lagi manual book motherboard Asus P4R800-V Deluxe gue, dan mencari-cari informasi di internet tentang hal ini. Ternyata untuk instalasi operating system windows, gue kudu nginstall driver buat SiS 180 RAID controllernya. Dan ternyata installasi ini hanya bisa dilakukan dengan disket sebagai mediatornya. Dan dengan sangat terpaksa gue aktif-in lagi floopy disk drive gue yang udah lama gak kepake. Setelah memencet F6 pada installasi windows, menginstall driver yang dibutuhkan, akhirnya installasi windows XP bisa dilakukan di Hardisk gue.
Tapi masalah belum selesai disitu. Ketika installasi selesai, dan windows me-reboot sistem, tulisan “Disk Boot Failure blablabla” muncul. Selidik punya selidik ternyata gue kudu nyeting bios motherboard gue, mengubah boot medianya dari HDD menjadi SCSI. Gile, Hardisk SATA gue dianggap sebagai SCSI. But anyway ini memecahkan masalah.
Akhirnya, setelah gue masuk windows, menginstall Partition Magic (bajakan juga tentunya), mempartisi Hardisk gue, dan menginstall program-program lain yang diperlukan (selain yang berlisensi LGPL, GPU, dan Freeware, semuanya adalah bajakan), guepun bisa kembali berkarya dan turut berkontribusi dalam mencerdaskan umat manusia (amiiiiiinnnnn). Jadi secara tidak langsung, disket berperan dalam pencerdasan umat manusia....???